Yogyakarta adalah kota yang hanya berjarak 29 Km dari puncak salah satu gunung paling aktif di dunia, yaitu Gunung Merapi. Pada bulan September tahun 2010 silam, erupsi Merapi memporakporandakan daerah lereng bagian Selatan hingga radius 9-10 Km. Salah satu hal yang dapat menunjang keselamatan penduduk, khususnya yang bertempat tinggal dekat dengan gunung Merapi adalah keberadaan jalur evakuasi. Jalur evakuasi Umbulharjo – Wukirsari merupakan salah satu jalur evakuasi yang terletak di kecamatan Cangkringan, kabupaten Sleman dan masuk dalam wilayah kategori Kawasan Rawan Bencana II erupsi Merapi. Beberapa kendaraan bermuatan tinggi seperti truk pengangkut pasir kerap melewati jalur evakuasi tersebut. Akibatnya badan jalan mengalami kerusakan dan pernah menimbulkan kecelakaan lalu lintas. Berkaitan dengan kondisi jalan yang mengalami kerusakan tersebut, perlu adanya tindakan penanganan pada jalan tersebut agar proses evakuasi lancar saat terjadi bencana. Penelitian untuk mengetahui kualitas jalan dilakukan berdasarkan nilai PSI (Present Serviceability Index) dangan menggunakan alat straigh edge. Dari hasil nilai PSI (Present Serviceability Index) direncanakan lapis tambahan (overlay) yang diperlukan dengan menggunakan Metode Analisis Komponen, Bina Marga 1987 sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum no. 13 tahun 2011. Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 5.7 nilai PSI terendah berada pada sta 0+300 -0+400 arah Umbulharjo - Wukirsari yaitu 1,699 dengan rating poor. Tetapi secara garis besar diketahui bahwa kinerja perkerasan jalur evakuasi Merapi ruas jalan kabupaten pada Desa Umbulharjo – Wukirsari ini masih dalam kondisi cukup baik dengan nilai PSI rata-rata sebesar 2,728 (fair) untuk arah Wukirsari – Umbulharjo dan 2,087 (fair) untuk arah Umbulharjo - Wukirsari, sedangkan untuk nilai PSI rata-rata keseluruhan segmen untuk 2 arah sebesar 2,407 dengan rating fair. Untuk hasil persentase rating PSI untuk arah Wukirsari – Umbulharjo didominasi oleh fair yaitu sebesar 65,38% dan untuk arah Umbulharjo - Wukirsari didominasi oleh fair sebesar 42,31%, dengan nilai rata – rata keseluruhan didapat rating fair. Tebal perkerasan lapis tambahan (overlay) yang dibutuhkan dihitung berdasarkan metode Analisa Komponen (Bina Marga,1987). Adapun sebagai patokan untuk menghitung overlay ini berdasarkan nilai PSI terendah yaitu 1,699 dengan rating poor pada sta 0+300 - 0+400 arah Umbulharjo - Wukirsari agar kondisi jalan dapat ditingkatkan ratingnya menjadi good. Dari hasil evaluasi diketahui kondisi struktural lapis perkerasan saat ini tersisa 45,918 % untuk lapis permukaan, 95 % untuk lapis pondasi atas, dan 100 % untuk lapis pondasi bawah. Untuk memenuhi kebutuhan 10 tahun kedepan dengan LER sebesar 80,327 ESAL/hari, dibutuhkan pertambahan lapis perkerasan 5 cm untuk lapis permukaan. Pengerjaan lapis tambahan (overlay) ini dengan menambal pada kerusakan potholes, membongkar kemudian mengisi/menutup celah-celah pada kerusakan crack, dan memberi lapisan tambahan (overlay). Kata Kunci: Present Serviceability Index, Straight edge, Metode Komponen Analisis (Bina Marga, 1987).