Kota babarsari merupakan bagian kecamatan kota dari kabupaten Sleman, Yogyakarta, yang memiliki perkembangan ekonomi yang cukup signifikan sebagai sumber pendapatan anggaran daerah. Hal ini ditandai dengan meningkatnya pembangunan perdagangan ritel di daerah ruas jalan utama kota tersebut. Jumlah penduduk kumulatif tersebut berkisar 700 ribu jiwa*1. Dengan perkembangan penduduk yang selalu bertambah karena mulai banyaknya pendatang terutama mahasiswa yang datang dengan keperluan belajar. Maka Kota Babarsari perlu mempersiapkan diri dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat, baik lokal maupun pendatang tadi. Dari isu inilah maka dirasakan pentingnya membuat suatu ruang terbuka alternatif baru yang fleksibel sehingga dapat memperkuat posisi Kota Babarsari sebagai pusat aktivitas kota di bidang sosial serta ekonomi. Daya tarik sebagai ruang terbuka alternatif nantinya diharapkan mampu mewadahi aktivitas yang sudah ada dan membuat arus pendatang ke kota tersebut terus meningkat, sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan aktifitas masyarakat dibidang perdagangan. Selain itu dimungkinkan juga ruang terbuka alternatif tersebut menjadi sebuah landmark baru kota Yogyakarta. Tak bisa dipungkiri bahwa keberadaan pusat perbelanjaan sekarang ini ternyata dapat mengikis keberadaan lokal suatu daerah, karena kebanyakan pusat perbelanjaan dibangun kurang memperhatikan lingkungan sekitar. Bahkan kebanyakan menyerap tipe bangunan big box yang merupakan tipe bangunan shopping center ala amerika yang kurang tepat disebut mall. Sehingga diupayakan bagaimana menciptakan sebuah wadah kegiatan belanja dan hiburan seperti city walk yang sekaligus menjadi ruang yang mewadahi aktivitas kegiatan yang secara fleksible dan rekreatif sebagai respon tuntutan faktor evisien dan kondisi aktivitas perdagangan yang sudah terbentuk didaerah Babarsari sehingga menjadi salah satu faktor daya tarik.