ABSTRAK Flexible pavement (perkerasan lentur) biasanya menggunakan campuran aspal dan agregat sebagai lapis permukaan. Pada konstruksi perkerasan jalan di Yogyakarta, agregat yang sering digunakan adalah agregat yang berasal dari Clereng, Kulon Progo. Pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan batu pecah Sungai Boyong sebagai bahan pengganti agregat kasar pada perkerasan jalan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan agregat kasar Boyong sebagai pengganti agregat kasar terhadap karakteristik Marshall, Immersion, dan Indirect Tensile Strength pada campuran AC-BC sesuai dengan Bina Marga 2010. Terdapat 4 tahap dalam penelitian ini, yaitu pengujian sifat material yang terdiri dari pengujian agregat kasar, agregat halus, dan aspal. Tahap kedua menentukan kadar aspal optimum pada campuran AC-BC dengan variasi kadar aspal sebesar 4,5%, 5%, 5,5%, 6%, dan 6,5% pada masing-masing campuran. Tahap ketiga melakukan pengujian Marshall, Immersion, dan Indirect Tensile Strength. Tahap keempat melakukan analisis, pembahasan dan pengambilan kesimpulan dari hasil pengujian yang telah dilakukan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa secara umum agregat kasar Boyong dapat digunakan sebagai agregat kasar pada campuran AC-BC karena sudah memenuhi syarat spesifikasi Bina Marga 2010. Hasil pengujian karakteristik Marshall diperoleh nilai stabilitas campuran yang menggunakan 100% agregat kasar Boyong sebesar 1271,99 kg lebih kecil dari campuran yang menggunakan 0% agregat kasar Boyong yaitu 1503,12 kg. Nilai flow campuran yang menggunakan 100% agregat kasar Boyong sebesar 3,74 mm lebih besar daripada campuran yang menggunakan 0% agregat kasar Boyong sebesar 2,27 mm. Dan nilai VITM campuran yang menggunakan 100% agregat kasar Boyong sebesar 4,33% lebih besar daripada campuran yang menggunakan 0% agregat kasar Boyong sebesar 3,55%. Nilai Index of Retained Strength semua variasi memenuhi persyaratan (minimal 90%). Nilai IRS pada campuran yang menggunakan 0% agregat kasar Boyong 97,24% lebih tinggi daripada campuran yang menggunakan 100% agregat kasar Boyong sebesar 90,60%. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja campuran agregat kasar Boyong mengalami penurunan yang lebih banyak dan memiliki tingkat durabilitas yang lebih rendah setelah dilakukan perendaman dibandingkan campuran yang menggunakan agregat Clereng. Semakin besar persentase agregat kasar Boyong dalam campuran AC-BC, menghasilkan nilai Indirect Tensile Strength yang semakin menurun. Kata Kunci: Agregat kasar Boyong, Starbit E-60, Marshall, Immersion, Indirect Tensile Strength. ABSTRACT Flexible pavement typically uses asphalt and aggregate mixtures as a surface layer. In pavement construction in Yogyakarta, the frequently used aggregate is aggregate from Clereng, Kulon Progo. In this study, researchers will use the Boyong River rock as a coarse aggregate replacement material on pavement. The purpose of this research is to know the effect of Boyong aggregate usage as a substitute of aggregate to Marshall characteristic, Immersion Characterictic, and Indirect Tensile Strength Characteristic on AC-BC mixture in accordance with Bina Marga 2010. There are 4 stages in this research, there are testing material properties which consist of coarse aggregate testing, fine aggregate, and asphalt. The second stage determines the optimum bitumen content of AC-BC mixture with variations of asphalt content of 4.5%, 5%, 5.5%, 6%, and 6.5% in each mixture. The third stage performs Marshall test, Immersion test, and Indirect Tensile Strength test. The fourth stage performs analysis, discussion and conclusion of the test results that have been done. The test results showed that in general Boyong River rock can be used as a coarse aggregate on AC-BC mixture because it meets the requirements of Bina Marga 2010. The test results of Marshall characteristics obtained by stability value of 100% Boyong coarse aggregate mixture is 1271,99 kg smaller than the mixture of 0% Boyong coarse aggregate is 1503.12 kg. The flow value of 100% Boyong coarse aggregate mix is ??3.74 mm larger than the 0% Boyong coarse aggregate mix of 2.27 mm. And VITM value of 100% Boyong coarse aggregate mix of 4.33% is greater than the 0% Boyong coarse aggregate mix of 3.55%. Index of Retained Strength values ??all variations meet requirements (at least 90%). IRS value on mix 0% Boyong coarse aggregate 97.24% higher than 100% Boyong coarse aggregate by 90.60%. This shows that the performance of the Boyong aggregate mixture has decreased more and has a lower durability level after soaking than the Clereng aggregate mixture. The greater the percentage of replacement of the coarse aggregate mixture of Clereng to Boyong coarse aggregate in the AC-BC mixture, resulting in a decreasing Indirect Tensile Strength value. Keywords: Boyong Coarse Aggregate, Starbit E-60, Marshall, Immersion, Indirect Tensile Strength. xviii xvii