Uji Aktivitas Anti-Inflamasi Ekstrak Etanol Buah Cabai Rawit ( Capsicum/rutescens, L) pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar yang Diinduksi dengan Karagenin
Abstract
Latar belakang penelitian ini adalah untuk mengembangkan obat tradisional dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan nasional. Salah satu obat tradisional yang dapat dimanfaatkan adalah buah cabai rawit sebagai obat anti inflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek anti inflamasi ekstrak buah cabai rawit dan seberapa besar daya anti inflamasinya. Ekstrak:si buah cabai rawit dilakukan dengan pelarut etanol 70% dengan cara penarikan berkesinambungan dengan alat soxhlet dan dihasilkan ekstrak kental sebesar 6,572g. Uji anti inflamasi dilakukan menggunak:an metode Winter yang dimodifikasi dengan mengukur volume udem kaki tikus tiap kelompok perlak:uan dari jam ke-0,5 sampai jam ke-5 dengan alat Pletismometer. Hewan uji yang digunakan adalah tikus putih jantan galur Wistar umur 2-3 bulan dengan berat badan 150-200g, sebanyak 35 ekor yang terbagi menjadi 7 kelompok perlak:uan. Kelompok I sebagai kontrol negatif diberi aquadest peroral dengan dosis 1Oml/Kg BB. Kelompok II sebagai kontrol positif diberi Na. Diklofenak: peroral dengan dosis 3,215mg/Kg BB. Kelompok III sampai kelompok VII diberi perlakuan oral ekstrak: etanol cabai rawit dengan dosis 0,04lg/KgBB, 0,082g/KgBB, 0,164g/KgBB, 0,328g/KgBB dan 0,657g/KgBB. Setelah diberi perlakuan, udem diinduksi dengan pemberian karagenin 1% sebanyak 0,1ml subplantar. Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak buah cabai rawit dosis 0,164g/KgBB (69,48%) mempunyai daya anti inflamasi yang paling optimal dibandingkan dengan variasi kadar yang lainnya. Namun daya anti inflamasi ekstrak etanol buah cabai rawit dosis 0,164g/KgBB masih berada dibawah Na. Diklofenak dosis 3,215mg/Kg BB (76,80%).
Collections
- Pharmacy [1444]