Manajemen Redaksional Lembaga Pers Mahasiswa pada Pemberitaan Kasus Desa Wadas (Studi Deskriptif pada LPM Balairung UGM dan LPM Ekspresi UNY)
Abstract
Pers mahasiswa adalah pers yang lingkupnya lebih kecil yang beroperasi dalam lingkup perguruan
tinggi dan dikenal dengan organisasi yang independen, kritis, objektif, dan rasional. Dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya pers mahasiswa memiliki ideologi yang pembelaannya
tidak lepas dari kemanusiaan, keadilan, dan “mereka” yang tidak mampu bersuara. Salah satu
pemberitaan yang ramai diperbincangkan adalah kasus mengenai Desa Wadas. Dimana
pemerintah menargetkan Desa Wadas untuk proyek Bendungan Bener, salah satu alasannya karena
batu andesit yang dimiliki Desa Wadas memadai untuk proyek Bendungan Bener sehingga
pemerintah memutuskan batu andesit dari Bendungan Bener diambil untuk kebutuhan proyek.
Kemudian terjadi represifitas aparat terhadap warga wadas yang menolak pertambangan. Hal
tersebut membuat banyak media memberitakan mengenai kasus di Desa Wadas, khususnya pers
mahasiswa yang ada di Yogyakarta. LPM Balairung UGM dalam memuat 25 berita dan LPM
Ekspresi UNY memuat 26 berita. Pemilihan pers mahasiswa pada penelitian ini karena belum
banyak penelitian mengenai pers mahasiswa. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif
yang bersifat deskriptif. Teknik pengumpulan data dari penelitian ini adalah wawancara,
dokumentasi, dan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam melakukan manajemen
redaksional pada pemberitaan kasus Desa Wadas, pada tahap perencanaan LPM Balairung
melakukan diskusi isu dengan rapat redaksi dan LPM Ekspresi melakukan pra gagas tema (gastem)
untuk menganalisis isu dan kemudian isu dibahas dalam forum gastem. Pada tahap
pengorganisasian, di LPM Balairung divisi yang banyak terlibat adalah redaksi yang mengerjakan
produk-produk jurnalistik, divisi produksi dan artistik (PDA) yang membuat foto story dan
mengkurasi kelengkapan naskah, serta divisi penelitian dan pengembangan (Litbang) yang
menganalisis wacana pemberitaan wadas. LPM Ekspresi dalam pembagian tugasnya, yakni
Jaringan Kerja dan PSDM melakukan analisis lapangan dan literatur, divisi redaksi dengan kerja
jurnalistiknya, dan divisi perusahaan yang mengunggah produk liputan. Pada tahap pelaksanaan,
ketika melakukan peliputan berita menggunakan tiga teknik reportase, yakni observasi dengan
melakukan pendekatan kepada warga wadas, wawancara warga sebagai narasumber prioritas, dan
riset pustaka dengan membaca jurnal dan wacana mengenai studi tentang Wadas. Kemudian pada
tahap penulisan berita kedua LPM menggunakan kaidah jurnalistik 5W+1H dan pada tahap
penyuntingan berita di kedua LPM adalah editor menerima naskah yang masuk kemudian
melakukan revisi bersama penulis. Pada tahap pengawasan hambatan yang ditemui oleh LPM
meliputi kendala pada SDM, adanya konten yang tidak terealisasikan, dan terdapat narasumber
yang tidak mau diwawancara.
Collections
- Communication [972]