Analisis Perbandingan Biaya Perancah (Scaffolding Cost Comparison Analysis) (Studi Kasus: Proyek Revitalisasi TMII)
Abstract
Perancah baja (Scaffolding) merupakan perancah yang sering ditemukan dalam proyek
pembangunan gedung, karena alat yang digunakannya dapat digunakan secara berulang-ulang, beda
hal dengan perancah jenis kayu, yang hanya bisa digunakan pada satu kali penggunaan saja dan
cenderung memerlukan anggaran yang lebih banyak daripada penyewaan perancah jenis baja
(Scaffolding). Anggaran biaya dalam membangun sebuah bangunan harus dapat se-efisien mungkin
agar dapat menghasilkan return on Investment yang cukup tinggi. Faktor penting yang dapat
mempengaruhi anggaran biaya yang lebih efisien adalah melalui pemilihan alat yang digunakan
tanpa mengurangi mutu dari sebuah bangunan. Dalam proyek Revitalisasi TMII salah satu alat yang
menjadi faktor pendukung keberhasilannya proyek revitalisasi tersebut ialah perancah. Perancah
merupakan alat yang digunakan sebagai alat bantu dukung berdirinya suatu struktur bangunan.
Perancah yang digunakan tidak hanya harus kuat namun harus efisien pula dari segi biaya. Maka
dari itu, penelitian ini bertujuan untuk membandingkan biaya penggunaan perancah, yaitu Perancah
Scaffolding tubular, Scaffolding Mainframe, Perancah Kayu sengon dan Perancah Kayu Dolken.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah membandingkan biaya dari keempat jenis
perancah dengan metode design ulang dan perhitungan manual. Hasil data juga di peroleh
didapatkan dari hasil wawancara narasumber.
Dari hasil analisis dan pembahasan, didapatkan bahwa dalam proyek Revitalisasi TMII
(Gerbang Main Entrance), biaya penggunaan perancah paling efisien adalah Scaffolding Mainframe
dengan biaya penyewaan Rp. 32.165.000 diikuti dengan Tubular Rp. 66.070.000, dan Perancah
Kayu Dolken dengan biaya beli sebesar Rp. 51.747.800 kemudian pernach yang paling mahal yaitu
perancah kayu Sengon dengan total biaya beli Rp. 82.400.500. Selisih biaya dari penggunaan
masing-masih perancah dinilai cukup besar yaitu pada penggunaan perancah Scaffolding Mainframe
51% lebih murah dari penggunaan Scaffolding tubular, sedangkan penggunaan perancah kayu
Sengon 20% lebih mahal dari penggunaan perancah Scaffolding tubular, lalu selisih yang paling
besar ada pada penggunaan perancah kayu Sengon sebesar 61% lebih mahal dari pada penggunaan
perancah Scaffolding Mainframe.
Collections
- Civil Engineering [4242]