Peningkatan Kinerja Rantai Pasok pada Atribut Reliability menggunakan Metode Scor 12.0 Racetrack (Studi Kasus: CV. Sandang Abadi Indonesia)
Abstract
Peningkatan jumlah UMKM memberikan dampak positif pada perekonomian. Namun
seiring peningkatan persaingan diantara UMKM semakin ketat. Oleh karena itu,
perbaikan atau peningkatan kinerja menjadi penting. Salah satu aspek adalah SCM. CV.
Sandang Abadi Indonesia merupakan sebuah perusahaan konveksi seragam atau garment.
Perusahaan ini menghadapi masalah terkait kinerja rantai pasok yang masih belum stabil
karena selama bulan februari hingga juli 2023 hasil produksi perusahaan tidak mencapai
target produksi dan menyebabkan kuantitas produk yang dikirim kepada customer tidak
sesuai dengan jumlah permintaan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk
memberikan usulan perbaikan sebagai upaya peningkatan kinerja rantai pasok atribut
reliability menggunakan Metode SCOR Racetrack 12.0 yang terdiri dari proses yaitu pre-
SCOR, Set the Scope, Configure the Supply Chain, Optimize Project dan Ready for
Implementation. Setelah dilakukan perhitungan metrics pada level 3 dan dilanjutkan
tahapan benchmarking didapatkan gaps pada metrics RL.3.32 sebesar 46,77% dan
RL.3.24 % sebesar 4,54%. Terjadinya gaps pada dua metrics tersebut disebabkan
beberapa masalah sehingga diberikan 10 usulan perbaikan, tetapi berdasarkan
pertimbangan tingkat effort dan risk hanya prioritas pertama yang diimplementasikan,
yaitu penyediaan alat bantu pelipatan pakaian didapatkan hasil rata-rata kecepatan waktu
pelipatan pakaian dengan menggunakan alat bantu lebih cepat dari pelipatan pakaian
secara manual dimana rata-rata kecepatan menggunakan alat bantu selama 5,84 detik
sedangkan secara manual selama 9,74 detik, perbaikan layout produksi serta penerapan
5S didapatkan hasil berupa penurunan total jarak antara area kerja dari kondisi layout
awal sejauh 69,25 m menjadi sejauh 35,25 m pada layout usulan, pembuatan SOP set up
mesin jahit dengan tujuan mewajibkan operator melakukan pengecekan ulang sebelum
melakukan pekerjaan terhadap set up mesin jahit dan diharapkan dapat mengurangi
kemungkinan terjadinya masalah seperti jahitan pada pakaian tidak rata atau terlalu
longgar, jahitan berkerut sehingga menyebabkan produk bergelombang, dan jahitan
loncat mengakibatkan jahitan mudah lepas sehingga dapat mempengaruhi kualitas produk
akhir (kecacatan produk).
Collections
- Industrial Engineering [2265]