Coping Stress sebagai Mediator hubungan antara Self-efficacy dan Subjective Well-Being pada Mahasiswa Tahun Pertama
Abstract
Pada tahun pertama perkuliahan, mahasiswa berada pada masa transisi dari SMA ke perguruan tinggi.
Berbagai perubahan yang terjadi seperti lingkungan lama ke lingkungan baru, perubahan cara belajar,
cara berpikir, waktu kuliah, dan sistem penilaian. Keadaan tersebut menimbulkan gejolak emosi
negatif yang dapat mengganggu dan menurunkan subjective well-being (SWB) mahasiswa. Perlu
adanya upaya dalam meningkatkan SWB pada mahasiswa tahun pertama dengan meninjau faktor-
faktor protektif dari SWB. Self-efficacy dan coping stress diprediksi dapat menjadi faktor yang dapat
meningkatkan SWB pada mahasiswa tahun pertama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar peranan Coping Stress dalam menjelaskan hubungan antara Self-efficacy dan SWB
pada mahasiswa S1 tahun pertama di Universitas yang ada di Kota Yogyakarta. Sebanyak 241 orang
mahasiswa tahun pertama universitas di Kota Yogyakarta (N=241; 75 laki-laki, 166 perempuan)
menjadi partisipan di dalam penelitian ini. Skala yang digunakan pada variabel SWB menggunakan
skala Positive Affect Negative Affect Schedule (PANAS) dan Satisfaction with Life Scale (SWLS).
Kemudian skala general Self-efficacy (GSE), dan skala The Brief COPE. Analisis mediasi dilakukan untuk
mengetahui peran Coping Stress sebagai mediator hubungan antara self-efficacy dan SWB. Hasil
penelitian menunjukkan Coping Stress berperan sebagai mediator parsial dalam hubungan antara Self-
efficacy dan SWB (E= 0.638, P< 0.001, 95% CI= [0.432, 0.843]). Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa terdapat variabel lain yang juga menjadi mediator antara Self-efficacy dan SWB pada
mahasiswa tahun pertama.
Collections
- Master of Psychology [368]