dc.description.abstract | Pandemi Covid-19 telah menyebabkan dampak signifikan pada industri perhotelan di
Yogyakarta, dengan 50 hotel dari 122 tutup dan kamar berkurang sebanyak 4.512 kamar dari
13.626 kamar karena kondisi okupansi yang belum stabil selama tiga tahun terakhir, dengan
angka terendah mencapai 45% . Kebiasaan baru wisatawan yang mencari pengalaman menginap
dengan bertujuan untuk rel menjadi tantangan tersendiri bagi industri perhotelan. Dalam
menghadapi pertumbuhan kunjungan yang diharapkan hingga tahun 2024, strategi inovatif dan
adaptif diperlukan untuk mempertahankan dan mengembangkan fasilitas hotel.Namun
disamping itu, pembebasan lahan untuk pembangunan hotel memberi dampak negatif terhadap
masyarakat Yogyakarta, dimana sebanyak 35.942 orang terdampak pada penggusuran demi
pembangunan. Penelitian ini bertujuan untuk mengusulkan metode perancangan staycation
yang dapat membantu hotel bertahan di tengah kondisi okupansi yang belum stabil, namun
tetap mempertimbangkan dampak negatif terhadap masyarakat. Melalui pendekatan staycation,
hotel dapat mengembangkan fasilitas yang membangun suasana untuk melakukan relaksasi dan
menyediakan fasilitas hiburan untuk pengunjung dalam melakuakn penginapan. Hasil
perancangan ini membuktikan bahwa hotel dapat bertahan saat okupansi rendah dengan
Payback periode 13.88 tahun, sambil memberikan pengalaman relaksasi yang nyaman bagi
pengunjung. | en_US |