dc.contributor.advisor | Prof. Dr. Amir Mu’allim, M.I.S. | |
dc.contributor.author | Dwi Nur Fauziyyah Febtiana | |
dc.date.accessioned | 2021-06-09T03:29:17Z | |
dc.date.available | 2021-06-09T03:29:17Z | |
dc.date.issued | 2020-12-21 | |
dc.identifier.uri | https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/29019 | |
dc.description.abstract | Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya, dengan beragam suku bangsa
dan Bahasa menjadikan Indonesia dikenal sebagai negara majemuk yang menyatukan
berbagai macam suku, agama, juga adat istiadat. Adat istiadat adalah perilaku budaya dan
aturan-aturan yang diterapkan dalam lingkungan masyarakat seperti hal nya dalam
pernikahan yang ada di budaya Sunda yaitu adat pernikahan kalangkah yang terlangkahi
menikah oleh adik kandung di Desa Panyingkiran Jatitujuh Majalengka. Fokus dalam
penelitian ini yaitu: bagaimana tradisi pernikahan kalangkah desa Panyingkiran
Majalengka dalam pandangan hukum Islam?
Adapun metode penelitian yang dipakai adalah penelitian lapangan kualitatif (field
research) dimana dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa pernikahan
kalangkah yang terjadi di desa Panyingkiran kabupaten Majalengka ini mempunyai
beberapa aturan yang diantaranya, jika seorang adik akan melangkahi kakak perempuan
maka sang adik akan memberikan sesuatu yang diinginkan kakaknya sebagai tanda restu
untuk melangkahi dan jika seorang adik melangkahi kakak laki-laki maka, sang kakak akan
tetap diberikan kesempatan untuk meminta apa saja hal yang diinginkannya tetapi
kakaknya diwajibkan menikahi seseorang terlebih dahulu baik dengan orang yang dikenal
maupun tidak dikenal.
Pada dasarnya kepercayaan masyarakat desa Panyingkiran terhadap hukum adat
sangatlah kental dan jika tidak dilaksanakannya pernikahan kalangkah maka dipercayai
sang kakak akan terhambat jodohnya dan pernikahan tesebut merupakan ritual tolak bala
atau dikenal dengan menolak musibah yang akan terjadi dikemudian hari. Pernikahan
kalangkah yang terjadi di desa Panyingkiran ini merupakan adat yang bertentangan dengan
ajaran Islam karena termasuk dalam pernikahan mut’ah yang dimana nikah mut’ah adalah
pernikahan yang dilarang oleh agama karena dilaksanakan hanya sementara berdasarkan
kontrak dengan keadaan terpaksa. | en_US |
dc.publisher | Universitas Islam Indonesia | en_US |
dc.subject | ‘Urf | en_US |
dc.subject | Pernikahan Kalangkah | en_US |
dc.subject | Kalangkah | en_US |
dc.subject | Mut’ah | en_US |
dc.title | ADAT PERKAWINAN KALANGKAH PADA MASYARAKAT DESA PANYINGKIRAN KECAMATAN JATITUJUH KABUPATEN MAJALENGKA PRESPEKTIF HUKUM ISLAM | en_US |
dc.Identifier.NIM | 16421063 | |