Analisis Kesadaran dan Asosiasi Merek Perguruan Tinggi UII pada Siswa/i SMU Kelas 3 di D.I.Y
Abstract
Upaya untuk membangun suatu merek yang kuat, sudah pasti juga relevan untuk perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa seperti perguruan tinggi. Bahkan karena sifat jasa yang intangible, tidak terlihat, dan tidak dapat disentuh, maka upaya untuk membentuk merek yang kuat dari perusahaan jasa menjadi penting.
Perguruan tinggi yang ingin memiliki merek yang kuat, haruslah membangun tingkat awareness yang tinggi dan asosiasi yang positif dan kuat. Semakin tinggi tingkat awareness, semakin kuatlah merek suatu jasa. Semakin positif dan kuat asosiasi yang dimiliki, semakin kuat citra merek yang dimiliki oleh merek.
Bagi merek bare atuu merek yang belum dikenal, program-program seperti pembentukan kesadaran dan penciptaan asosiasi yang positif, sangat penting untuk dilakukan. Tetapi, bagi merek yang sudah dikenal atau terkenal, aspek pengukuran juga tidak kalah penting.
Penelitian ini dilal:ukan dengan menggunakan 385 responden (Siswa/i SMU (Negeri/Swasta) kelas 3 di D.I.Y), dan ditujukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kesadaran responden terhadap merek perguruan tinggi UII, dan bagaimana asosiasi merek yang muncul dan membentuk brand image dalam benak responden.
Pengukuran kcsadaran merek dilakukan melalui metode analisis deskriptif, yaitu dengan menabulasikan data-data, dan kemudian dilakukan perhitungan persentase. Sementara pengukuran asosiasi merek, dilakukan melalui metode analisis statistika, yaitu dengan menggunakan alat analisis Cochran Q Test.
Hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: (1) Hasil pengukurari kesadaran merek menunjukkan bahwa tingkat kesadaran merek perguruan tinggi UII berada pada tingkatan brand recall. Hal ini didasarkan atas basil pencapaian angka brand recall yang memperoleh jumlah jawaban responden terbanyak dibanding tingkatan kesadaran merek lainnya, Top of Mind dan Brand Recognition (2) Hasil pengukuran asosiasi merek menunjukan bahwa dengan menggunakan kriteria nilai kritis pengujian atau taraf signifikansi ( a ) = 5 %, menunjukan, 19 (Sembilan belas) asosiasi yang diujikan, seluruhnya rnenghasilkan taraf signifikansi lebih kecil dari 5% (p < 0.05), sehingga Hipotesis operasional (Ho) pertama ditolak, yang berarti, tidak terdapat asosiasi pada merek perguruan tinggi UII yang mempunyai proporsi jawaban "ya" yang sama, atau saling berhubungan membentuk brand image perguruan tinggi UJI.
Collections
- Management [4600]