dc.description.abstract | Salah satu fenomena yang terjadi akibat dari industrial.otonomi daerah
adalah semakin banyak pusat-pusat perbelanjaan yang dibangun di daerah-daerah.
Mulai dari supermarket, department store hingga shoping mall, yang
kini semakin banyak di bangun.
Shopping mall dapat di artikan sebagai pusat perbelanjaan yang
berorientasi ke dalam karena kegiatan jual beli itu lebih di tujukan pada
manusia yang berada di dalam bangunan. Konsep mall selalu menerapkan
konsep berbelanja dengan organisasi ruang yang jelas dengan koridor
tunggal sehingga semua outlet mempunyai peluang sama untuk dikunjungi
konsumen. Shopping mall biasanya dirancang dengan sebuah konsep yang
baru, dan dengan sebuah tema khusus. Hingga kini terus dicari terobosan
baru pada konsep maupun tema shopping mall yang dapat diterapkan dalam
merancangan pusat perbelanjaan.
Perkembangan pusat - pusat perbelanjaan di daerah jogja semakin
meningkat, ini di lihat dengan bermunculan bangunan komersial puisat
perbelanjaan atau shopping mall, seperti Malioboro Mall, Galeria, Sapir
Squer, dan Ambarukmo Piazza. Sehingga perlu di cari sebuah terobosan
baru dalam merancang sebuah bangunan shopping mall, sehingga dapat
bersaing dan menjadi landmark dari bangunan - banguna yang telah ada.
Dari fenomena yang terjadi muncul sebuah pemikiran dimana kegiatan
berbelenja menjadi sebuah kegiatan yang bersifat rekreasi, karena pada
dewasa ini banyak masyarakat yang menganggap dengan berbelanja dapat
menghilangkan kelelahan. Yang kemudian muncul sebuah gagasan
rancangan yang menggabungkan dua kegiatan yaitu berbelanja dan rekreasi
ke dalam suatu wadah yaitu Shopping Mall.
Sehinnga Konsep rancangan ini menjadi sebuah bangunan komersial
yang baru dan akan menjadi Landmark dari bangunan-bangunan komersial
yang telah ada di Jogja. | en_US |