dc.description.abstract | Telah dilakukan penelitian tentang kadar protein pada ikan kakap putih
(Lates calcariver) setelah mengalami proses penggaraman dan penvimpanan
Metoda penelitian yang digunakan adalah metoda analisa protein dengan
destruksi Kjeldahl. Sampel yang digunakan adalah ikan laut jenis kakap putih
(lates calcarifer), yang terdiri dari ikan segar (± 3jam setelah penangkapan) ikan
yang dikenngkan dengan garam (satu hari setelah proses pengeringan), ikan'yang
dikenngkan tanpa garam (satu hari setelah proses pengeringan). Ikan asin di
supermarket, dan ikan asin di pasar tradisional. Selanjutnva ikan-ikan tersebut
dihaluskan dengan menggunakan blender. Masing -masing sampel diambil lg
dan dimasukkan dalam labu kjeldahl, kemudian ditambahkan 75 g K₂SO4
0,35 gHgO, dan 15 ml H₂SO4 pekat. Dipanaskan sampai larutan menjadi jernih.
Setelah jernih, ditambahkan 100 ml aquadest lempeng Zn, 15 ml K,S 4% dan
50 ml NaOH 50 %. Kemudian dilakukan destilasi, sampai destilat terkumpul 75
ml. Destilat mi ditampung dalam 50 ml HCL (0.1 N) dan 5tetes indikator metil
merah. Selanjutnva destilat dititrasi dengan NaOH (0,1 N) sampai warna kuning
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa kadar protein pada ikan segar
adalah 18,1 %sedangkan ikan yang diteliti satu hari setelah proses pengeringan
mempunyai kadar protein berkisar antara 15.0 %- 16,15 %. Ikan asin vang
berasal dari supermarket dan pasar tradisional (Penyimpanan lebih dari 4
minggu) mempunyai kadar protein berkisar antara 8,0 % - 9,0 %. Hasil ini
menunjukkan bahwa penggaraman dan penyimpanan mempengaruhi kadar
protein pada ikan kakap (Lates calcarifer), dimana kadar protein ikan seaar lebih
tmggi dibanding protein pada ikan asin yang disimpan . dan kadar protein pada
ikan yang dikenngkan tanpa garam lebih tinggi daripada protein pada ikan yang
dikenngkan dengan garam. | en_US |