dc.description.abstract | Salah satu upaya untuk mengendalikan jumlah penduduk di
Indonesia adalah melalui program Keluarga Berencana yang bertujuan untuk
menekan angka kelahiran. Jumlah akseptor KB yang menggunakan kontrasepsi
hormonal lebih besar dibandingkan kontrasepsi non-hormonal. Alat kontrasepsi
hormonal terdiri dari pil oral, suntikan, implant, dan AKDR yang mengandung
hormon progestin. Salah satu efek samping dari penggunaan kontrasepsi
hormonal adalah kenaikan berat badan.
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui pengaruh penggunaan alat kontrasepsi
hormonal berupa pil oral, suntikan, dan implant terhadap kenaikan berat badan
akseptor KB.
Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian crosssectional.
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 90 orang dan terbagi dalam 3
kelompok, yaitu akseptor pil oral 35 orang, akseptor suntikan 35 orang, dan
akseptor implant 20 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara simple
random sampling. Data yang diambil berupa rata-rata berat badan akseptor KB
sebelum dan setelah penggunaan kontrasepsi hormonal. Analisis data dilakukan
dengan Paired Samples T-Test dan Kruskal Wallis Test.
Hasil Penelitian : Rata-rata kenaikan berat badan akseptor pil oral, suntikan, dan
implant masing-masing adalah 3,33 kg, 5,89 kg, dan 1,63 kg. Berdasarkan Paired
Samples T-Test, kenaikan berat badan pada akseptor pil oral (P = 0,000), suntikan
(P = 0,000), dan implant (P = 0,007) dianggap signifikan (P-value < 0,05).
Berdasarkan Kruskal Wallis Test dan Mann-Whitney Test, alat kontrasepsi
hormonal berupa suntikan memiliki perbedaan kenaikan berat badan yang
signifikan dibandingkan dengan alat kontrasepsi pil oral maupun implant (P =
0,000).
Kesimpulan : Alat kontrasepsi hormonal berupa pil oral, suntikan, dan implant
memiliki pengaruh terhadap kenaikan berat badan akseptor KB. Alat kontrasepsi
hormonal berupa suntikan memiliki pengaruh terbesar dibandingkan alat
kontrasepsi hormonal berupa pil oral dan implant. | en_US |