Show simple item record

dc.contributor.advisorMoch Sigit DS
dc.contributor.advisorBalya Umar
dc.contributor.advisor97511300
dc.contributor.advisor97511356
dc.contributor.authorAkhmat Sultoni, 97511300
dc.contributor.authorDwi Riyatno, 97511356
dc.date.accessioned2020-08-10T07:00:33Z
dc.date.available2020-08-10T07:00:33Z
dc.date.issued2003
dc.identifier.urihttp://dspace.uii.ac.id/123456789/23233
dc.description.abstractDaerah Operasi VI sebagai salah satu penanggungjawab sekaligus pelaksana terhadap kelancaran pergerakan moda di jalur selatan, harus mampu bersaing dengan moda angkutan darat lainnya. Penggunaan lintasan utama pada seksi-seksi yang sebagian besar masih rel tunggal, mempunyai konsekuensi besarnya waktu tundaan akibat crossing. Kondisi tersebut menjadi masalah yang harus diprioritaskan pemecahannya. Salah satu alternatif peningkatan kapasitas jalur rel (tunggal) adalah dengan penggandaan jalur rel karena dapat meniadakan persilangan antar kereta. Penerapan jalur rel ganda parsial (partly double track) merupakan pilihan terbaik untuk saat ini mengingat kondisi perekonomian bangsa. Pendapat penumpang tentang biaya perjalanan dapat dimodelkan dengan model statistik (persamaan regresi). Dari survey terhadap kereta-kereta sampel diambil pemodelan biaya perjalanan yang mencerminkan pendapat responden (penumpang kereta). 1. KA. Argo Dwipangga, dengan koefisien determinasi sebesar 0,785 Y=178,284 + 4,75 X₁ +14,802 X₂ + 2,713 X₃ 2. KA. Fajar Utama Jogjakarta, dengan koefisien determinasi sebesar 0,911 T= 61,304 + 0,484 X₁ + 9,033 X₂ 3. KA. Progo, dengan koefisien determinasi sebesar 0,844 Y= 206,379 +11,324 X₁ + 97,445 X₂ Pendapat penumpang secara umum sesuai dengan pemodelan ini, menunjukkan bahwa mereka tidak menghendaki kereta yang ditumpanginya terlambat baik di setasiun pemberangkatan maupun setasiun tujuan. Berdasarkan hasil hitungan kapasitas lintas jalur rel menurut jadual PERKA existing, terdapat beberapa seksi-seksi dalam kondisi kritis (frekuensi lebih besar dari kapasitas lintas) yang perlu diterapkan jalur rel ganda parsial. Penerapan jalur rel ganda parsial pada koridor Wates-Purwosari dan Masaran -Walikukun mampu mengurangi crossing yang sering terjadi, mempersingkat waktu perjalanan dan meningkatkan kapasitas lintas hampir 3 kali lipat dari kondisi yang ada sekarang.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectPemodelan Biaya Perjalananen_US
dc.subjectRe-Design Jadualen_US
dc.subjectPerjalanan Kereta Apien_US
dc.subjectPenerapan Jalur Ganda Parsialen_US
dc.subjectStudi Kasus DAOP VIen_US
dc.titlePemodelan Biaya Perjalanan dan Re-Design Jadual Perjalanan Kereta Api Penerapan Jalur Ganda Parsial (Studi Kasus DAOP VI)en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record