Remediasi Elektrokinetik dengan Model Konfigurasi Elektroda 2-D Hexagonal pada Tanah Terkontaminasi Logam Berat Cr
Abstract
Sungai Bengawan Solo diketahui telah tercemar oleh logam berat
kromium (Cr) dalam jumlah besar. Keberadaan logam berat tersebut umumnya
berasal dari sisa aktivitas industri dalam bentuk limbah cair, kegiatan rumah
tangga pembakaran serta mobilisasi bahan bakar yang dibuang ke badan air.
Ketika hujan turun, logam berat akan mengikuti daur hidrologis yang dapat
mencemari sumur penduduk, danau, kolam yang kemudiaan bermuara ke laut.
Kontur cekungan yang banyak menjadi daerah permukiman merupakan ancaman
tertimbunnya logam berat Cr yang dapat terserap dan terakumulasi di dalam
tanah, sehingga tanah dan air tanah pun menjadi tercemar. Sebagaimana telah
diketahui bahwa kromium merupakan salah satu bahan pencemar yang bersifat
racun dan berbahaya apabila terakumulasi dalam tubuh mahluk hidup. Dampak
yang ditimbulkan diantaranya kanker, kerusakan sistem pembentukan darah,
iritasi kulit dan kerusakan ginjal. Sebagai upaya untuk menghilangkan
kontaminan Cr dalam tanah dapat dilakukan remediasi menggunakan
elektrokinetik yang mengandalkan aplikasi arus DC pada media tanah. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mempelajari fenomena remediasi elektrokinetik
dengan konfigurasi 2D hexagonal pada tanah terkontaminasi Cr serta mengetahui
efisiensi penurunan konsentrasi Cr tersebut dalam tanah. Proses-proses kimia
yang terjadi pada remediasi ini yaitu elektromigrasi, elektrolisis, elektroosmosis,
elektrophoresis
Metode penelitian remediasi elektrokinetik ini menggunakan tegangan 40
Volt dan 0,2 ADC. Tanah yang digunakan adalah simulasi tanah kaolinit Godean
dengan Cr₂O₃ hingga konsentrasi Cr = 500 μg/g, berat tanah = 150 kg dan
ditempatkan pada bak dari kaca berukuran 1mx 0,95 mx 1m. Waktu yang
digunakan untuk remediasi tanah adalah selama 12 jam. Elektroda yang
digunakan adalah elektroda karbon bekas batu baterai dengan panjang 5cm dan
diameter 0,8 cm. Jarak antar elektroda 15 cm dengan konfigurasi 2D hexagonl.
Penelitian menunjukkan, karena adanya proses-proses kimia tesebut maka
terjadi perubahan pada pH dan konsentrasi Cr dalam tanah. Nilai pH awal ratarata
adalah 2,4 kemudian berubah di setiap area titik sampling. Perubahan pH
pada setiap area mengakibatkan terjadinya perbedaan kondisi di tiap area. Pada
area sekitar katoda memiliki kondisi basa dengan pH antara 8,4 sampai 10,2
sedangkan pada area anoda memiliki kondisi asam dengan nilai pH antara 3
sampai 5,4. Konsentrasi logam berat Cr dalam tanah mengalami penurunan dan
konsentrasi awal 500 ug/g menjadi konsentrasi terendah yaitu 78,6 μg/g dengan
nilai efisiensi sebesar 78,13 %.
Kata-kata kunci: kromium (Cr), remediasi elektrokinetik, elektromigrasi,
elektrolisis, elektroosmosis, elektrophoresis.
Collections
- Environmental Engineering [1456]