ANALISA FAKTOR IMPLEMENTASI PROYEK BELT AND ROAD INITIATIVE TIONGKOK DI SRI LANKA
Abstract
One Belt One Road yang pada akhirnya dirubah nama menjadi Belt and Road
Initiative merupakan program luar negeri milik Tiongkok ketika Xi Pinjing terpilih sebagai
Presiden ke-7 Republik Rakyat Tiongkok. Secara sederhana, BRI adalah program yang
dapat membantu negara – negara mitra BRI dalam mengatasi permalasahan ekonomi baik
domestiknya sendiri atau urusan mancanegara seperti utang, pinjaman dan lain sebagainya.
Sri Lanka yang memiliki Pelabuhan Colombo dan adanya keinginan Tiongkok untuk
membangun dan meningkatkan fasilitas Pelabuhan Colombo mendapat respon yang
kooperatif dari Pemerintahan Sri Lanka. Tetap dengan menyetujui semua kesepakatan yang
terjadi dan penerapan, adopsi dan adaptasi akibat perjanjian dalam BRI tersebut juga
menjadi pertimbangan lain Sri Lanka untuk menanda tangani perjanjian BRI milik
Tiongkok tersebut. Munculnya kerja sama tersebut menjadi salah satu alasan penulis dalam
pemilihan tema besar untuk dibahas. Penggunaan teori sebagai yang menjadi sudut
pandang penulis yaitu dependence theory karena berkaitan dengan pelaksanaan program
BRI di Sri Lanka. Tiongkok dengan visi luar negerinya dapat mewujudkannya di Sri Lanka
melalui program BRI. Dari pelaksanaan program BRI, Tiongkok mampu menekan biaya
transportasi dalam jasa pengirimannya, mendapatkan suplai energi dan memberikan
alternatif pengaruhnya dengan soft power yang dimiliki Tiongkok. Sri Lanka yang terlewati
rute BRI selain Pelabuhan Colombo terdapat pengadaan dibangunnya bandara internasional
untuk mendukung program BRI. Beiringan dengan pembangunan bandara internasional
tersebut, Sri Lanka memperoleh transfer ilmu pengetahuan dan teknologi Tiongkok serta
bertambahnya koneksi di dunia Internasional.
Collections
- International Relations [562]