DILEMA BISNIS KELUARGA TIONGHOA (Analisis Resepsi Tionghoa Pontianak Terhadap Film Cek Toko Sebelah)
Abstract
Cek Toko Sebelah menceritakan Koh Afuk mempunyai bisnis toko kelontong yang ingin diwarisi kepada Erwin selaku anak keduanya. Film ini berkonflik tentang Koh Afuk ingin Erwin yang melanjutkan usahanya namun Erwin menolak untuk meneruskan usaha Koh Afuk karena sudah memiliki perkerjaan yang lebih baik dari pada menjaga toko.
Penelitian bertujuan untuk menjelaskan resepsi audies masyarakat tionghoa terhadap film Cek Toko Sebelah. Penelitian ini juga akan melihat bagaimana audiens masyarakat tionghoa meresepsi bisnis turun-temurun keluarga etnis tionghoa , peran ayah penentu kebijakan dalam bisnis keluarga tionghoa, dan tradisi bisnis keluarga. Film Cek Toko Sebelah merupakan film yang menggambarkan tradisi etnis tionghoa dalam berbinis membuat peneliti tertarik untuk meneliti film Cek Toko Sebelah. Banyaknya masyarakat tionghoa Pontianak yang meneruskan usaha keluarga yang berkaitan dengan tema utama film yang mengenai bisnis turun-temurun dalam etnis tionghoa.
Penelitian ini menggunakan paradigma kontrukstivisme dengan pendekatan encoding-decoding Stuart Hall. Pendekatan encoding-decoding meletakkan pembaca kedalam tiga posisi yaitu : Dominant hegemoni, negotiated position dan Oppositional Position. Menurut Stuart Hall audiens meresepsi sebuah pesan berdasarkan tiga factor yaitu: Infrastruktur Teknis, Relasi Produksi dan kerangka pengetahuan. Maka, penelitian ini juga menganalisis factor-faktor apa saja yang mempengaruhi pembacaan Informan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tiga dari empat Informan dalam meresepsi pesan bisnis turun-temurun keluarga etnis tiongoa masuk kedalam pembacaan posisi negosiasi, semua Informan meresepsi peran ayah penentu kebijakan dalam bisnis keluarga masuk kedalam pembacaan posisi negosiasi dan tiga dari empat Informan dalam meresepsi tradisi bisnis keluarga dalam Film Cek Toko Sebelah masuk kedalam posisi opposisional. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembacaan Informan adalah: Faktor keturunan asli tionghoa, faktor pendidikan dan faktor ideologi.
Collections
- Communication [972]